Pembukaan pelatihan sistem pendingan udara batch 5 kolaborasi MTT dan DT Peduli, Semarang 8/12/2025. (Foto: Sapto).
SEMARANG, semaranggnews.id – DT Peduli Jawa Tengah kembali menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat lewat program pelatihan teknisi AC. Pada Senin (8/12/2025), program pelatihan sistem pendingin udara tersebut digelar di kantor DT Peduli di Jalan Lamper Tengah, Semarang, diikuti sekitar 30 peserta dari berbagai daerah seperti Semarang, Kendal, dan Demak.
Pelatihan ini bagian dari angkatan kelima terlaksana berkat kolaborasi DT Peduli dengan Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) Regional Jateng–DIY, ZIS Indosat, dan sejumlah mitra. Tujuannya jelas memberi keterampilan praktis yang bisa menjadi sumber penghasilan tetap bagi peserta.
“Alasan terbesar kami men-support pelatihan teknisi pendingin ini adalah pemberdayaan ekonomi. Mereka yang sebelumnya belum memiliki keterampilan kini diberdayakan agar bisa menghidupi dirinya sendiri,” ujar Wahyu Hartawan, perwakilam MTT Regional Jateng–DIY.
Menurut Kepala Perwakilan DT Peduli Jateng, Vita Febriarini, keberhasilan program bukan hanya soal banyaknya peserta yang ikut pelatihan, tetapi juga kelanjutan pendampingan pasca pelatihan.
“Setiap angkatan tidak kami lepas begitu saja. Setelah pelatihan selesai, mereka masih dalam pendampingan, termasuk ikut bakti sosial dan pembinaan lain agar segera bisa mandiri berusaha,” terang Vita.
Untuk teknis pelatihan sendiri DT Peduli mempercayakannya kepada Master AC yang telah banyak memberikan pelatihan teknik pendingin tak kurang dari 13 tahun di seluruh Indonesia.
“Kami tekankan peserta untuk memulai dari kegiatan sosial, seperti cuci AC masjid secara gratis. Dari situ biasanya jamaah mengenal kemampuan mereka dan akhirnya menggunakan jasa mereka di rumah,” ujarnya.
Selain itu, peserta dibekali strategi pemasaran sederhana namun efektif seperti memasang banner di rumah, memanfaatkan media sosial, hingga mencantumkan lokasi usaha di Google Maps.
“Harapan kami, selama tujuh hari pelatihan ini peserta benar-benar fokus. Setelah lulus, mereka tetap kami bimbing agar menjadi pengusaha teknisi pendingin. Dari mustahik, ke depan kami ingin mereka menjadi muzaki,” kata Dodo.
Sementara itu Rahmat salah seorang peserta asal Kendal merasa terbantu dengan adanya pelatihan ini, meski sebelumnya ia tak memiliki keahlian elektronikan sama sekali.
“Merasa terbantu mas, semoga dengan pelatihan ini dapat menopang perekonomian keluarga saya,” ujar pria yang sebelumnya berprofesi sebagai penjahit ini.
Inisiatif pelatihan teknisi AC seperti ini menjadi peluang nyata bagi mereka yang selama ini bergantung pada bantuan terutama mustahik untuk berubah menjadi lebih mandiri dan produktif. Dengan bekal keterampilan teknis, mereka bisa memulai usaha jasa servis AC atau pemasangan, yang menjadi layanan penting di kota-kota besar seperti Semarang.
Dengan keberadaan komunitas alumni dan pendampingan setelah pelatihan, DT Peduli dan mitra berharap para peserta bisa benar-benar “naik kelas” dari penerima manfaat menjadi pemberi manfaat bahkan berpeluang menjadi muzaki. Program ini pun bisa menjadi model pemberdayaan ekonomi berbasis skill, bukan sekadar bantuan konsumtif.
Keberhasilan paket pelatihan pendampingan seperti yang dilakukan DT Peduli membuka jalan bagi banyak lembaga zakat, sosial, swasta, bahkan pemerintah untuk mengadopsi pola serupa. Dengan memilih bidang keterampilan sesuai kebutuhan pasar, dan mendampingi peserta setelah pelatihan, dampak program bisa jauh lebih nyata kemandirian ekonomi dan peningkatan kesejahteraan warga.
Bagi para masyarakat di Semarang Raya dan sekitarnya pelatihan seperti ini bisa jadi harapan baru. Bukan hanya sebagai alternatif sumber penghasilan, tapi sebagai langkah nyata menuju kehidupan yang lebih mandiri, produktif, dan bermartabat.


