Kepala BBWS Pemali Juana Harya Muldianto saat jumpa pers terkait update penanganan banjir Demak, Semarang 26/3/2024. (Selly).
SEMARANG, semarangnews.id – Terkait banjir di wilayah kabupaten Demak yang terjadi beberapa waktu lalu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Harya Muldianto menyampaikan, jika tanggul di sungai Wulan sudah cukup kuat menahan debit air.
“Dulu waktu bulan Februari tanggul kami hanya bertahan selama 8 jam, setelah itu kami perbaiki secara darurat memang ya, terus tiba-tiba ada banjir lagi dengan debit tertinggi selama 56 jam, jadi sebenarnya tanggul kami sudah cukup kuat hanya memang ruang sungainya yang gak mampu untuk menampung debit banjir yang ada,” ujar Harya, saat jumpa pers terkait update terkini pasca penanganan banjir Demak, di kantor BBWS Pemali Juana kota Semarang, Selasa (26/3/2024).
BBWS Pemali Juana mencatat debit banjir yang terjadi pada dua kejadian, 8 Februari dan 17 Maret 2024, memiliki model yang berbeda.
“Di bulan Februari debit tertinggi itu hanya 8 jam dengan debit air sekitar 1300 meter kubik per detik sedangkan di Maret ini sekitar 1290 meter kubik per detik selama 56 jam,” pungkas Harya.
Selain itu, sungai Wulan dinilai tak lagi mampu menampung debit air akibat curah hujan tinggi yang berlangsung cukup lama sehingga mengakibatkan banjir yang disebut-sebut terbesar dalam kurun waktu 30 tahun terakhir di wilayah kabupaten Demak.
“Karena memang dimulai dengan adanya hujan mulai tanggal 8, atau 9 itu, hampir selama 10 hari berturut-turut dan rata,” kata Harya.
Meski demikian, BBWS Pemali Juana telah bekerja optimal melakukan penanganan darurat yang akan dilanjuti dengan penanganan permanen.
“Jadi untuk penanganan darurat sementara masih berlangsung, tanggul yang di dusun Norowito, kami berharap besok sudah bisa selesai. Nanti kami lanjutkan langsung untuk penanganan permanennya harus segera kami perkuat,” jelas Harya.
Hal serupa, lanjut Harya, juga akan dilakukan pada sejumlah titik di jalur irigrasi.
“Jaringan irigrasi yang di Klambu Kiri yang ada beberapa titik lubang ada 9 ya, seperti di Merak, Ngemplik, ini segera kami tangani secara darurat dan kami usulkan penanganan secara permanen,” imbuhnya.
Ke depan BBWS juga akan melakukan normalisasi di sungai Serang, Lusi dan Juana.
“Kalau di Juana kami sudah jalankan normalisasi dengan pembangunan bendung Kerak, bendung Karet dalam rangka mengantisipasi banjir rob juga, terus pekerjaan normalisasi di muara Juana, lalu ada di Jepara, Demak, itu sungai SWD1 dan SWD2,” ujar Harya.
Lebih khusus Harya mengatakan jika pihaknya telah membuka proses lelang terkait pengerjaan sungai Wulan bagian hilir mulai jembatan Tanggulangin ke arah muara dan akan berlanjut ke sungai Juana.
Sementara untuk pompa, Harya menyebut pihaknya dengan terus melakukan pemompaan jika masih terdapat genangan dengan dibantu oleh pompa dari BBWS di sejumlah daerah di pulau Jawa.
“Di lapangan ada sekitar 19 pompa yang dimiliki BBWS yang ada di pulau Jawa bukan hanya kami saja. Jadi ada yang dari Surabaya, Solo, Yogya, Jakarta, Bandung dan Cirebon dalam rangka percepatan proses pengeringan,” pungkasnya.
Harya berharap pengeringan di wilayah pantura dapat selesai dalam dua hari kedepan.
“Kalau jalan Alhamdullilah sudah bisa dilewati artinya genangan sudah tidak ada. Kalaupun ada itu paling di daerah Kedung Banteng tapi sedikit paling sepanjang 50 meter ketinggian sekitar 5 centi,” tutupnya.
Terkait antisipasi arus mudik lebaran, Harya mengatakan itu menjadi pekerjaan rumah BBWS untuk memperkuat tanggul-tanggul yang ada di sungai Wulan.
“Selain memperkuat tanggul, kami juga berharap agar curah hujan tidak tinggi sehingga tidak mengakibatkan peningkatan debit sungai sehingga tanggul-tanggul yang ada di sungai Wulan, Serang, Lusi dan Juana dalam kondisi yang aman,” tutupnya.