SEMARANG, Semarangnews.id — Suasana aula Kecamatan Tembalang kota Semarang pada Kamis (23/10/2025) tampak berbeda. Deretan perempuan dengan keterbatasan fisik tampak antusias mengikuti setiap arahan instruktur kecantikan. Senyum mereka merekah saat memoleskan lipstik dan bedak ke wajah masing-masing, bukan sekadar belajar merias diri, tetapi juga belajar kembali untuk percaya diri.
Kegiatan bertajuk Beauty Class for Difabel ini untuk pertama kalinya digelar, hasil kolaborasi antara DT Peduli Jawa Tengah, PT Paragon Corp Indonesia melalui program Paragon Nations, serta Dinas Sosial Kota Semarang. Sebanyak 100 peserta dari berbagai komunitas difabel diundang untuk mengikuti pelatihan ini secara gratis, lengkap dengan peralatan rias yang disediakan penyelenggara.
Menurut Anita Mega Tristianti, Human Resources Business Partner Central Region Paragon Corp Indonesia, kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk membuka ruang kesetaraan bagi penyandang disabilitas.
“Kami ingin teman-teman difabel tidak hanya tampil cantik, tapi juga merasa berdaya dan percaya diri. Melalui pelatihan ini, mereka belajar keterampilan yang bisa menjadi peluang ekonomi baru,” ujar Anita.
Selama pelatihan, peserta mendapat panduan langsung dari tim profesional Paragon Corp yang mengajarkan teknik dasar merias wajah, memilih warna kulit, hingga cara menjaga kebersihan alat make up. Para peserta bahkan mendapat kesempatan praktik langsung dan membawa pulang perlengkapan rias pribadi agar dapat terus berlatih di rumah.
Sementara itu, Vita Febri Arini, Kepala Kantor Perwakilan DT Peduli Jawa Tengah, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bukti nyata pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Ini bukan sekadar pelatihan kecantikan, tapi bentuk nyata dari gerakan inklusi sosial. Kami ingin teman-teman difabel punya kesempatan yang sama untuk berkembang dan mandiri,” jelasnya.
Dukungan juga datang dari Endah Margya Sukmawati, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Semarang. Ia menilai kegiatan ini dapat menjadi pintu awal bagi penyandang disabilitas untuk berwirausaha.
“Banyak dari mereka yang punya potensi besar. Dengan bekal keterampilan ini, kami berharap mereka bisa membuka jasa rias atau salon kecil di rumah,” ujarnya.
Program Beauty Class for Difabel ini menjadi contoh inspiratif bagaimana perusahaan, lembaga sosial, dan pemerintah bisa bersinergi menciptakan ruang inklusif yang nyata. Lebih dari sekadar pelatihan kecantikan, kegiatan ini menjadi simbol keindahan sejati ketika setiap orang, tanpa terkecuali, diberi kesempatan untuk bersinar dengan caranya sendiri.