SEMARANG, semarang – Dalam upaya memperkuat peran Warga Peduli AIDS (WPA) di Kelurahan Tembalang, Tim PPK Ormawa STOPHIVA dari Universitas Diponegoro menggelar kegiatan Training of Trainers (ToT) bertajuk “Metode Komunikasi Efektif”, Rabu (8/10/2025).
Pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kemampuan warga untuk menyampaikan pesan edukatif HIV/AIDS secara efektif di tengah masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung penuh semangat ini menghadirkan dua narasumber dengan latar belakang berbeda namun saling melengkapi. Pemateri pertama, Faizin dari komunitas PEKA (Peduli Kasih), berbagi pengalaman pribadinya sebagai Orang dengan HIV (ODHIV) sejak tahun 2004.
Ia menceritakan perjuangannya melawan stigma sosial, menjalani pengobatan, hingga akhirnya berhasil memiliki anak dengan status HIV negatif. Kisah nyata tersebut membuat peserta terinspirasi untuk lebih empati dan memahami kondisi para ODHIV di lingkungan mereka.
Sesi kedua diisi oleh Dr. Drs. Syamsulhuda Budi Musthofa, M.Kes., dosen dari Program Studi Kesehatan Masyarakat UNDIP. Beliau membawakan materi tentang pentingnya komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan edukasi HIV/AIDS. Dengan gaya penyampaian yang ringan dan interaktif, suasana diskusi berlangsung hidup. Para peserta tampak antusias mencatat setiap poin penting yang disampaikan.
Melalui pelatihan ini, WPA Kelurahan Tembalang dibekali keterampilan untuk menjadi agen edukasi HIV/AIDS yang tidak hanya paham materi, tetapi juga mampu menyampaikan informasi dengan cara yang tepat dan penuh empati. Tim PPK Ormawa STOPHIVA berharap kegiatan ini dapat melahirkan para trainer lokal yang mampu melanjutkan estafet edukasi di masyarakat, sekaligus menjadi pendamping bagi ODHIV di lingkungannya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian program STOPHIVA UNDIP yang fokus pada pemberdayaan masyarakat menuju Tembalang bebas stigma HIV/AIDS. Kolaborasi antara akademisi, komunitas, dan warga menjadi bukti bahwa upaya membangun lingkungan inklusif dan berkeadilan bisa dimulai dari tingkat kelurahan.
Dengan semangat gotong royong dan edukasi yang berkelanjutan, Tembalang diharapkan bisa menjadi contoh kawasan yang peduli, sadar, dan berani bersuara melawan stigma HIV/AIDS di Kota Semarang.