MAGELANG, semarangnews.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan peran penting para “Champion Cabe” yang baru saja dilantik dalam menjaga kestabilan harga cabai, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Hal itu disampaikan saat menghadiri Gerakan Petani Peduli Inflasi Komoditas Cabai Jawa Tengah di GOR Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Senin (22/9/2025).
Ahmad Luthfi mengapresiasi para petani dan champion yang hadir dari berbagai daerah seperti Grobogan, Pekalongan, hingga Magelang. Menurutnya, kegiatan ini awal dari tantangan besar bagi Jawa Tengah sebagai salah satu sentra cabai nasional.
“Para champion yang sudah dilantik hari ini kembali ke daerah masing-masing. Tugasnya memastikan petani kita lebih sejahtera, dan harga cabai bisa lebih tinggi daripada cabainya sendiri. Saat panen melimpah, harus ada konektivitas harga agar rata di seluruh Jawa Tengah,” ujar Luthfi.
Ditambahkan, para champion juga didorong membuka pasar di luar Jawa Tengah. Ahmad Luthfi mendorong BUMD, Jawa Tengah Agro Berdikari (JTAB), untuk mengawal dan mewujudkan itu.
“Kalau harga turun, cabai bisa diekspor antarprovinsi, seperti ke Riau, Sumatera Barat, dan Kalimantan Barat. Dengan begitu petani tetap bisa menikmati harga yang layak,” katanya disambut meriah seribuan petani yang hadir.
Selain itu, Gubernur memastikan dukungan permodalan bagi petani melalui program kredit lunak berbunga rendah. Ia juga meminta Dinas Pertanian mendampingi petani dari lahan, bibit, pupuk, hingga pascapanen.
“Setelah pertemuan ini, pahlawan sebenarnya adalah bapak-bapak sekalian, para petani. Kami pemerintah hadir mendampingi agar Jawa Tengah benar-benar gemah ripah loh jinawi,” ucapnya.
Senada dengan Gubernur, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, memastikan harga cabai di Jateng masih terkendali. Ia menyebut, meskipun harga cabai di Sumatera Barat sempat menyentuh Rp 90 ribu per kilogram, di Jawa Tengah harga cabai keriting tetap dikisaran Rp 50 ribu.
Rahmat menjelaskan, cabai keriting dan cabai rawit justru berkontribusi terhadap deflasi pada Agustus 2025, masing-masing minus 0,01 persen dan minus 0,07 persen. Inflasi Jateng sendiri tercatat di level 2,48 persen, sedikit di atas inflasi nasional 2,31 persen.
Menurutnya, capaian itu tak lepas dari kontribusi petani dan strategi pengendalian harga melalui pembentukan champion cabai lokal.
“Hingga saat ini, terdapat 15 champion lokal. Enam di antaranya sudah difasilitasi greenhouse sehingga produksi tidak tergantung cuaca,” jelas Rahmat.
Ia berharap champion tersebut mampu menahan sekitar 20 persen produksi cabai Jateng sehingga harga tidak sepenuhnya dikendalikan pengepul dari luar daerah. Selain itu, BI juga mendorong hilirisasi cabai melalui produk turunan seperti cabai kering dan pasta cabai, serta pengembangan aplikasi lelang cabai agar harga ditentukan di Jawa Tengah.
“Dengan strategi ini, kami optimistis harga cabai tetap stabil, inflasi terkendali, dan kesejahteraan petani terjaga. Jangan sampai Jawa Tengah jadi lumbung cabai, tapi harganya tidak terjangkau bagi masyarakatnya,” ungkap Rahmat.